‘Jumat kelabu’ sepotong sejarah memilukan

Tragedi jumat kelabu telah berlalu. Sebelas kali tahun berganti, sebuah peristiwa kelam yang terjadi jumat 23 Mei 1997 silam tak akan pernah terlupakan di benak warga kota Banjarmasin. Saat itu kita semua pasti masih kecil dan tidak mengerti apa yang terjadi karena kerusuhan ini sarat unsur politik yang sulit kita mengerti. bahkan, hingga saat ini tidak diketahui pasti alasannya. Oleh karena itu, artikel yang diambil dari berbagai sumber ini bertujuan mengingatkan kita tentang peristiwa bersejarah itu dan kiranya dapat menambah pengetahuan kita.

Hari itu(27/5-1997),di kota ini awalnya merupakan jadwal putaran terakhir kampanye Golkar di Pemilu 1997 yang memang dirancang dengan sangat meriah. Bahkan, terkesan ada kegembiraan berlebihan di sana. Namun, jam-jam berikutnya momen politik kontestan terbesar di Pemilu itu berubah menjadi tragedi memilukan.

Ratusan warga terpanggang di dua titik rusuh terparah yaitu kawasan Mitra Plaza dan pusat perbelanjaan di kawasan Jl Lambung Mangkurat ujung. Pada hari itu pula, banyak orangtua yang kehilangan anak, anak kehilangan orangtua, dan saudara kehilangan saudara. Belum lagi, tak terhitung kerugian materi, karena Banjarmasin menjadi ‘lautan api. Puluhan bangunan pusat perbelanjaan, perkantoran dan rumah ibadah ludes terbakar. Jam malam dan aksi tembak di tempat diberlakukan. Kota dicekam ketakutan, korban sia-sia pun berguguran akibat tragedi di ujung masa kampanye era multipartai tersebut.


Tempat ibadah yang hancur sebagian besar adalah gereja. Namun kini, kondisi gereja-gereja itu sudah mengalami perbaikan. Bahkan beberapa di antaranya bertambah megah. Salah satunya Gereja HKBP di Jalan Pangeran Samudra. Sebelas tahun yang lalu, bangunan gereja masih terbuat dari kayu ulin. Sekarang seluruhnya sudah bertembok beton dengan menempati areal yang sama.

Selain itu, Kelenteng Suci Nurani di Jalan Veteran juga didatangi massa. Ketua Pengelola Rumah Ibadat Tri Dharma Tiono Husin menuturkan, banyak properti kelenteng yang dijarah massa. Ada juga tiga sepeda motor yang sedang parkir di depan kelenteng, hangus dibakar.

Saksi bisu lainnya adalah Mitra Plasa di Jalan Pangeran Antasari. Warga sekitar menuturkan, saat itu ditemukan puluhan kerangka manusia yang gosong saat api telah padam. Kini, gedung bersejarah ini berubah menjadi pusat perbelanajan dan tempat hiburan malam.

Sekolah kita sekolah Kristen Kanaan juga tidak lepas dari dampak kerusuhan. Sekolah kita nyaris ikut luluh lantah. Namun, karena lokasi sekolah kita begitu dekat dengan rumah penduduk dan kuasa Tuhan bekerja sekolah kita terlepas dari bahaya dan hanya terjadi penjarahan oleh pengrusuh.

Tak hanya kerugian fisik. Kenangan hitam dan trauma pun masih mencekam masyarakat kota seribu sungai ini, terutama mereka yang kehilangan anggota keluarga.
Dan tahun 2008 ini adalah yang ke 11 bagi warga kota Banjarmasin untuk mengenangnya. Kemarin(23/5-08) 13 orang anggota Sanggar Titian Berantai (STB) Uniska Banjarmasin 2008 menggelar aksi teater jalanan memperingati peristiwa Jumat Kelabu, 23 Mei 1997.

Tragedi Jumat Kelabu sudah berlalu. Sebelas kali tahun berganti, namun tabir hitam masih menutupi. Misterius. Apa yang sebenarnya terjadi di balik tragedi itu?

Jumat kelabu hanyalah sepotong sejarah politik Indonesia maupun kota seribu sungai ini. Meskipun, hanya sepotong namun sangat berharga. Kita semua berharga agar tragedy memilukan ini tak akan penah terulang lagi.

1 komentar:

dwizZ....^.~ mengatakan...

mes,, km kata2 ny ngmbil kh bkin sndiri??

trlalu formal deh choy,,,, yg sntae2 j kata2nya.....hehehe